Senin, 21 September 2015

kembang kempis  asal tak habis

saat kuncup mentari mulai mekar
kupetik rekahnya laksana bunga mawar
bila terlambat barang sebentar
kandas sudah harapan punya rupiah apalagi dolar

saat pucuk mentari mulai layu
kulangkahkan kaki dengan derap mendayu-dayu
tapi tak seperti dawai gitar atau biola yang merayu
lebih kepada gadis kecil yang merengek dan matanya mulai sayu

oh ibu kota, kau siksa aku dengan kemewahan yang fana
terhimpit di antara asap-asap jalanan yang semakin durjana
klakson kanan kiri berteriak memekakan telinga
tak mau kalah dengan keceriaan burung gereja
Mak, bawa aku lari dari keadaan ini
atau pompa terus semangatku meski kembang kempis setiap hari



Sabtu, 11 April 2015

Tak Mungkin Kulepas yang Begitu Berharga, Han.

Selamat malam, maafkan aku jika saat ini aku tak lagi memprioritaskan waktu untuk kita sahabatku. Sungguh, jangan pernah kau berpikir aku akan beranjak lalu melepaskan yang berharga dalam hidup. Bagiku seorang sahabat adalah anggota keluarga yang kita pilih dalam hidup ini. jadi, bagaimana bisa akau akan membiarkan keluargaku berdiri kesepian dalam keterasingan? hal itu akan sangat menyiksaku. Hanya saja aku yang terlalu payah, tak bisa mengimbangi kesibukanku sendiri, hingga waktu kebersamaaan kita sudah bisa dihitung jari. Tetapi yang harus engkau tau, meski kebersamaan kita terlihat memudar saat ini, namamu sudah terukir jelas, menjelma warna yang telah mengindahkan lembaran-lembaran hidupku. jangan pernah berpikir aku meninggalkanmu atau pergi dan beranjak dari hidupmu. Aduhai sayang, buanglah jauh-jauh hal-hal kotor semacam itu. Bila saat ini sudah mulai ada yang membeku, marilah datang ke pelukanku, kita hancurkan kebekuan itu dengan tawa dan celoteh-celoteh yang sempat kita utarakan sampai gelap menjemput hari. Lalu dengan kegilaan-kegilaan yang selalu kita lakukan, kau masih mengingatnya bukan? kita buat dunia iri dengan ketidakwajaran menurut versi kita. Jika memang diriku sedingin yang kau kira, kemarilah jabat erat tanganku, kita kembalikan kehangatan itu seperti sedia kala, selalu dan selamanya.




Untuk Hanna, dan semua keluarga yang telah Aku pilih. :)

Senin, 15 September 2014

Festival Teater Jakarta Timur 2014

8 september 2014 komunitas ranggon sastra telah berhasil menggebrak panggung BLK JAKTIM dengan lakon tiTIKKUSut karya Luthi Setyo Whidy, lakon yang berdurasi kurang lebih 1,5 jam ini berhasil menghipnotis seluruh penonton yang berada di sana. ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya selaku pemain. kalian bayangkan saja kami berproses selama 5 Bulan, sudah berapa bulir peluh yang telah kami teteskan, berapa lama waktu yang kami korbankan, entah sudah berapa senja yang kami lewati dalam mengarungi proses ini? lalu berapa purnama yang telah sama-sama kami saksikan?tidak bisa terhitung.  kebersamaan yang terjalin di antara kami, entah itu sutradara, astrada, sesama pemain tim produksi dan semua yang terlibat seperti tidak memiliki jarak, kami selalu saling membantu, menyemangati dan saling mendukung satu sama lain seperti satu keluarga, ah aku selalu merindukan hal ini. aku tak mungkin bisa lupa saat rasa lelah sudah mulai menghampiri tubuh ini rasanya hanya menyerah satu-satunya cara, tapi dengan begitu berarti aku tidak akan memeroleh kemenangan itulah yang aku pikirkan saat rasa ingin menyerah tiba-tiba nakal menghampiri. tapi semua peluh, keluh kesah, kegelisahan, rasa lelah, semuanya tak akan berarti apa-apa ketika kalian sudah mendengar riuh tepuk tangan para penonton yang memberikan apresiasi terhadap karyamu itu semuanya terbayarkan dengan kepuasan dan rasa bangga yang tak terkira. ah kebAhagiaan ini tidak bisa diungkapkan dengan rangkaian kata yang elok sekali pun karena bukan kata yang bisa menafsirkannya tapi hati yang mampu merasakannya. BANGGA HATI MENJADI KAMI BANGGA HATI MENJADI KOMUNITAS RANGGON SASTRA!

Senin, 25 Agustus 2014

Seseorang pernah berkata kepadaku bahwa "ada orang yang datang dan pergi silih berganti hadir lalu pergi itu alami, tapi lihat siapa yang bertahan meski ratusan hari dan jutaan detik telah terlewati." datang dan perginya seseorang itu  memang tidak bisa dipungkiri, bukankah kita tidak akan pernah tau esok atau lusa dengan siapa kita akan bertemu? begitu juga dengan kepergiannya. kini aku sedang kedatangan atau entahlah apa nanya itu yang jelas hadirnya ia tak pernah terduga sebelumnya

Minggu, 24 Agustus 2014

ternyata luka walaupun kecil jika ia dibiarkan terus menganga tanpa ada penawarnya ia tidak akan pernah sembuh ya? dan ketika luka itu sudah ada obatnya lalu sembuh bekasnya tak akan hilang begitu saja.

Rabu, 14 Mei 2014

Dear, yang sudah menspesialkan orang ini :')

selamat malam, semoga bahagia selalu menjadi teman di malam-malam yang sedang kau nikmati kini. jikalaupun untuk kalian yang sedang membacanya pagi, senja atau siang, tapi aku memulai tulisan ini pada malam hari disaat setiap jiwa terlelap dalam mimpi-mimpinya yang belum terwujud. entah harus memulainya dari mana? mungkin kali ini aku akan sedikit mengambil kutipan dari film yang baru saja aku saksikan, "teman adalah keluarga yang kau pilih, sedangkan keluarga adalah nasib yang harus kau terima dengan ikhlas" kurang lebih kayak gitu sih, judul filmnya "catatan si boy". kAu, adalah orang yang sudah terpilih secara tidak sengaja menjadi temanku, karena aku tidak pernah merencanakan untuk mengenalmu, aku hanya seorang aktor yang sedang menjalankan skenario yang telah dituliskan oleh Tuhan sang maha sutradara bagi setiap umatnya. "cieee agamis banget". ya, aku di sini hanya bertugas menjadi aktor yang baik, yang menjalakan semua instruksi dari sang sutradara, begitu pun ketika Tuhan memilihkan kamu untuk menjadi salah satu warna dari berbagai warna di belantara kanvas hidupku yang awalnya sempat memudar. kenapa memudar? ya, karena semenjak skenario itu memutuskan aku untuk berpindah tempat, jauh dari kawan-kawan yang sudah sejak lama aku kenali, rasanya semuanya kosong, hampa ternyata kanvas ini bila hanya tertoreh satu warna saja. 
tiga tahun yang lalu, saat pertama kali kita dipertemukan dalam panggung sandiwara ini aku  senang bisa mengenal orang yang memiliki kebaikan sepertimu, kamu itu tokoh protagonis dalam sandiwara yang sedang aku lakoni saat itu, sang sutradara begitu baik ia selalu menghadirkan tokoh-tokoh yang selalu baik terhadapku, dan kau adalah salah satunya. aku tidak ingat bagaimana sapaan yang kau lontarkan pertama kalinya, tapi semakin hari kita semakin mengenal satu sama lain bukan?, entah dari mana sesinya kita bisa saling mengenal? apakah sempat berkenalan secara resmi? tidak. tapi warna yang kau berikan begitu resmi, sangat resmi!  
hampir setiap pagi, selalu menjadi saksi kebahagiannku karena kanvas yang aku miliki kini mulai menemukan ronanya kembali, dengan kehadiran warna baru dari ketulusan seorang kawan yang kau hadiahkan terhadapku. maafkan aku jika aku pernah lupa berucap terima kasih atas semua kebaikanmu. tak sedikit pagi dan malam hari yang selalu kita lalui bersama, entahlah aku tak pernah berpikir bahwa ada sesuatu yang berbeda yang kau rasakan terhadapku yang lebih dari sekedar teman. tak pernah aku berpikir sejauh itu, dalam benakku kau menganggapku sebagai seorang kawan, seorang keluarga barumu yang kau pilih, tapi kenyataan berkata lain. memang, dari sikap yang kau tunjukan pun aku sudah paham, aku juga juga tidak terlalu bodoh untuk memahami hal semacam itu, tapi kembali aku mengingatkan diri bahwa aku dari awal memang sudah terlanjur menganggap hal ini biasa saja, dan mungkin anggapan inilah yang membuatku mulai terbiasa dengan perlakuanmu yang bisa dikatakn spesial terhadapku, selalu spesial. tapi saat itu aku hanya menganggapnya suatu kewajaran yang dilakukan sseeorang yang aku anggap sebagai keluargaku. itu dulu, tapi saat sampai pada episode di mana aku dikagetkan dengan sesuatu hal yang lebih spesial dan bisa aku katakan, baru saat ini aku menerima surprise yang begitu menakjubkan dan saking menakjubkannya sampai-sampai kau membuat lidahku kelu menyaksikannya. kau melukiskan ini untuk 


Nama yang kau lukisakan itu, adalah nama seorang wanita yang biasa saja, tidak punya kelebihan apapun, tapi kenapa kau membuatnya seakan-akan orang yang mempunyai nama itu adalah orang yang sangat spesial dan luar biasa. aku tidak seperti itu. sebanyak apa pun aku berucap terima kasih terhadapmu, mungkin tak akan pernah sebanding dengan apa yang telah kau buat. terimakasih kau sudah menyayangi orang ini, terima kasih, aku begitu bahagia dan siapa pun akan merasa bahagia jika banyak orang-orang yang menyayangi di dalam hidupnya. jangan lagi kau tanyakan bagaimana aku terhadapmu, karena sampai kapanpun kau adalah keluarga yang telah Aku pilih, maka dari itu tetaplah menjadi keluarga untuk orang ini agar orang ini tidak mengalami kehilangan untuk kesekian kalinya. Maafkan aku, mungkin ini adalah kebodohanku yang tanpa sadar telah membukakan celah bagimu untuk menumbuhkan bibit kasih sayang yang ternyata perlahan tumbuh subur tanpa direncanakan. sekarang aku sudah tau, sudah mengerti dan yang membuatku terasa begitu berarti adalah saat di mana aku tak bisa melakukan apapun untuk membalasmu, semua sudah terlanjur terucap, sekali lagi maafkan aku. semoga episode selanjutnya sang maha sutradara mempertemukan pada suatu ketepatan dalam hal apapun itu. thank's a lot! 



Selasa, 08 April 2014

Sulitnya ME-RE-LA-KAN!!!

Selamat pagi my dongker, di mana pun kau berada saat ini semoga seseorang yang bersamamu sekarang bisa lebih baik dariku. maafkan aku yang tidak bisa menjaga terus-menerus kebersamaan kita. aku sadar aku bukan seorang penjaga yang baik, tapi jujur aku sangat kehilanganmu, walaupun banyak yang lebih baik dari dirimu saat ini, tapi tetap saja kau yang sudah sangat membuatku nyaman menjalani hari di setiap waktu yang aku lewati.